Khutbah Idul fitri

Jul 26, 2017



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ.
 الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرُ الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَةً لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن، اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.

Hadirin-hadirat yang berbahagia.
Ketika fajar menyingsing pada dini hari Idhul Fitri, kita mendengar bukan hanya gemuruh suara takbir yang membesarkan Allah. Jauh dalam lubuk hati, kita mendengar gemuruh perasaan yang mengharu-biru, gemuruh suara kepedihan dan kegembiraan, gemuruh tangis dan tawa. Kita menangis karena mengenang Ramadhan, yang tiba-tiba meninggalkan kita, pada akhir waktunya, pada ujung jangkanya, pada kesempurnaan bilangannya. Kita tertawa karena tiba pada hari bersyukur, yang mengantarkan kita pada curahan hujan kasih sayang Allah, yang tidak ada batasnya, tidak ada hingganya dan tidak ada henti-hentinya.

Baru saja kita meninggalkan rumah kita dengan iringan takbir. Baru saja kita melanjutkan takbir di mesjid ini. Baru saja kita bersama-sama mengangkat tangan berulang kali mengucapkan Allahu Akbar. Baru saja kita meratakan dahi kita diatas sajadah sambil meng
gumamkan Subhana Rabbiyal 'Ala wa bi hamdih.
Sekarang kita duduk bersimpuh di halaman kebesaran Allah SWT di masjid Al-muhajirin ini . Marilah kita rasakan semilir angin pagi, mengusap muka kita. Marilah kita rasakan hangatnya matahari pagi merambat pada setiap pori-pori kulit kita. Marilah kita hirup wewangian surgawi yang memancar dari keberkahan Idul Fitri.
Untuk itu, marilah kita tingkatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT. atas segala ni’mat yang telah diberikan-Nya kepada kita, terutama pada hari ini, setelah kita semua menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh, kita berkumpul di tempat ini duduk bersimpuh mengagungkan Asma-Nya, menyatakan dan mengakui kebesaran-Nya. Sungguh Maha Besar Allah yang kebesaran-Nya tidak tertandingi; Sungguh Maha Pemurah Allah yang nikmat-Nya tiada terhingga.
وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها
dan Insya Allah ibadah kita diterima oleh Allah sehingga kita menjadi orang-orang yang memperoleh keberuntungan, kebahagiaan dan menjadi orang-orang yang kembali kepada kesucian. Baginda Rasul SAW. telah menjanjikan bahwa orang-orang yang di siang hari bulan Ramadhan berpuasa, dan melaksanakan shalat di malam harinya dengan dasar iman dan mengharap keridoan Allah semata, maka akan diampuni dosa-dosanya,  dia menjadi bersih dan suci kembali laksana bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.
Hadirin-hadirat yang berbahagia.
Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit marilah kita kosongkan pikiran kita sejenak. Marilah kita ingat orang-orang yang kita cintai dalam hidup ini. Kenanglah ayah-ibu kita, kakek-nenek, suami-istri, kakak-adik, tetangga, kekasih, atau siapa pun mereka yang pada hari ini tidak dapat berbagi bahagia bersama.
Ada diantara mereka yang sekarang lagi diperantauan, lagi terbaring sakit atau ada yang sudah dipanggil Allah untuk menghadapnya.


Kemanakah ayah atau ibu yang pada lebaran lalu memeluk dan menyambut uluran tangan kita dengan kasih sayangnya? Kemanakah kakek atau nenek, yang pada lebaran lalu masih mencium kita? Kemanakah suami ibu atau istri bapak yang pada lebaran lalu masih bersama-sama dengan keluarga? Kemanakah kakak atau adik kita yang pada lebaran lalu gelak tertawa berbagi bahagia bersama kita? Kemanakah, tetangga, kekasih, sahabat yang lebaran lalu masih sempat menyalami kita dan mengirimkan kartu lebaran, mengucapkan selamat hari raya idhul fitri.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah !
Ketika kita mendengar takbir dikumandangkan, tahlil, tahmid dan tasbih serta puji-pujian kepada Allah dilantunkan, ada sebersit rasa haru dan penyesalan yang muncul di hati khususnya mereka yang telah ditinggal oleh kedua orang tua, sanak saudara atau orang-orang yang dicintai. Terbayang ketika mereka masih hidup, biasanya kita datang dan duduk bersimpuh di pangkuan ayah dan bunda seraya menyampaikan permohonan ampun serta maaf atas kesalahan dan kekhilafan kita sebagai anak yang terkadang berbuat dan berkata melukai hati mereka.
Kita mengucapkan terima kasih atas pengorbanan yang mereka berikan kepada kita tanpa mengharap balas jasa. Sulit untuk kita lupakan perjuangan berat mereka menyayangi dan mendidik kita sewaktu masih kecil, terlalu besar pengorbanan mereka untuk kita abaikan. Oleh karenanya, di pagi hari yang fitri ini sudah seharusnya kita memanjatkan do’a kepada Allah SWT. untuk mereka.
Ya Allah ya Rabbana, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa kedua orangtua kami. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami diwaktu kecil.
Di hari raya Fitri seperti ini, kita juga biasanya saling berkunjung dan bersalam-salaman dengan sanak saudara, handai tolan, tetangga, teman-teman dan rekan-rekan kita untuk saling memaafkan kesalahan dan melupakan segala ganjalan yang kemungkinan ada dalam hati. Kita rajut kembali tali persaudaraan yang pernah kusut diantara kita, kita bangun kembali keharmonisan yang pernah terusik diantara kita; kita pertebal kembali rasa kebersamaan yang pernah luntur diantara kita dengan mempererat Silaturrahim.
Silaturrahim bukan sekedar bersentuhan tangan atau memohon maaf semata. Tetapi ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati sesuai dengan asal kata dari silaturrahim itu sendiri, yaitu shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang.
Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan menjadi bersatu dan utuh kembali.
Hidup kita tidak akan tenang kalau silaturrahim terputus, karena dengan terputusnya silaturrahim, di dalam hati seseorang akan tersimpan kebenciaan dan rasa permusuhan. Apabila dalam suatu lingkungan masyarakat ada beberapa orang yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, di belakang sudah saling menohok, menggunjing, dan memfitnah, maka rahmat Allah akan jauh.
الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah !
Memaafkan orang lain yang telah berbuat sewenang-wenang terhadap kita merupakan suatu sikap yang paling mulia di dalam Islam. Sikap ini tidak akan bisa dilakukan kecuali oleh orang-orang yang bersih hatinya, dimana ia lebih menyukai kebaikan ketimbang membalas kejahatan orang lain. Dan lebih baik lagi dari ini adalah berbuat baik kepadanya setelah terlebih dahulu memaafkan kesalahannya.
Ketika usai perang Uhud, Rasulullah SAW. menemukan jenazah pamannya tercinta, Hamzah bin Abdul Muthalib sudah dalam keadaan rusak. Beliau pun menjadi sangat sedih hingga wajahnya tertunduk dan Rasulullah pun menjadi teramat sangat marah hingga ia mengeluarkan sebuah janji bahwa akan membalas menganiaya kaum Quraisy dengan cara yang belum pernah manusia lakukan, padahal Rasulullah SAW. begitu kuat menahan siksaan berbagai perlakuan tidak baik dari kaum Quraisy bahkan memaafkannya. Tapi Allah kemudian menurunkan firman-Nya :
واٍن عاقبتم فعاقبوا بمثل ماعوقبتم به ولئن صبرتم لهوخيرللصا برين
”Dan jika kamu melakukan pembalasan, balaslah seperti yang mereka lakukan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, maka kesabaranmu itu lebih baik bagimu”.
وا صبروما صبرك اٍلا بالله ولا تحزن عليهم ولا تك في ضيق ممَا يمكرون
Dan hendaklah kamu tabahkan hatimu, dan hendaklah ketabahan hatimu itu karena berpegang kepada Allah. Jangan pula kamu bersedih hati terhadap perbuatan mereka. Jangan pula kamu bersesak dada terhadap apa yang mereka rencanakan”.
Nabi SAW. pun akhirnya mengumpulkan kaum Muslimin dan menyampaikan pidato yang berisi larangan melampiaskan amarah dan dendam dengan melakukan penganiayaan biadab terhadap mayat-mayat musuh.  
 


Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah !
Dalam Islam, sikap menahan amarah mempunyai posisi dan peran yang sangat penting. Menahan amarah akan menjadikan seseorang sanggup menahan diri untuk tidak melakukan tindakan tercela dalam bentuk apapun.
Menahan marah, memaafkan, dan berbuat baik adalah kesatuan nilai yang mendasari ketakwaan.
Menahan marah saja tanpa memaafkan bukan ciri orang taqwa, tetapi ciri orang pendendam. Sikap menahan amarah merupakan salah satu karakteristik orang bertakwa yang dijanjikan oleh Allah SWT. sebagai penghuni syurga. Ini berarti bahwa ketakwaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya menahan amarah yang dapat merugikan orang lain.
Maasiralmuslimin
Nikmat Allah yang paling besar bagi manusia setelah iman dan Islam adalah nikmat dikaruniai-Nya maaf atau ampunan. Nikmat ini senantiasa diberikan Allah kepada setiap manusia, meski manusia terus menerus melakukan perbuatan dosa. Namun tentunya dengan sebuah catatan, bahwa manusia yang diberikan nikmat ini hanya manusia yang senantiasa menyadari setiap perbuatan dosanya, dan utuk itu dia memohon maaf kepada Allah SWT. Oleh karena itulah Allah kemudian memberi gelar diriNya Al-Afwu, Yang Maha Pemaaf. Firman Allah : yg artinya
 “JIka kamu menyatakan sesuatu kebaikan, menyembunyikan, atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa”.
Di akhir khutbah ini, Khatib mengajak untuk merenungkan nasihat Rasulullah SAW. kepada Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi sebagai berikut :
يا أبا هريرة عليك بحسن الخلق . قال أبوا هريرة رضي الله عنه وما حسن الخلق يا رسول الله ؟ قال : تصل من قطعك ، وتعفو عمن ظلمك ، وتعطي من حرمك .
Wahai Abu Hurairah, Engkau harus berakhlaq mulia ! Abu Hurairah bertanya, apakah yang dimaksud dengan akhlaq mulia itu wahai Rasul ? Nabipun menjawab : Engkau hubungkan silaturrahim dengan orang yang memutuskannya dari padamu, engkau ma’afkan orang yang berbuat zalim kepadamu, dan engkau beri sesuatu, orang yang mengharamkanmu.
Semoga ibadah kita di bulan Ramadhan tahun ini diterima oleh Allah Rabbul ‘Alamin dan menjadi momentum bagi kita semua untuk bercermin diri, bermuhasabah atas perilaku kita terhadap saudara-saudara kita selama ini. Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa terbuka hatinya untuk menjalin, memelihara dan mempererat tali silaturrahim, demi terwujudnya umat yang bersatu padu di bawah naungan rahmat dan maghfirah Allah SWT.
Ya Allah, baguskanlah perangai dan tingkah laku kami; Jauhkanlah kami dari perangai dan tingkah laku yang tercela. Amien ya Rabbal ‘Alamin.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم ، أقول قولي هذا أستغفرالله العظيم لي ولكم ولسا ئرالمسلمين والمسلمات ، إنه جواد كريم رؤف رحيم



خطبة الثا نية
الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا ، لا إله إلا الله وحده ، صدق وعده ، ونصر عبده ، وأعز جنده ، وهزم الأحجاب وحده ، لا إله إلا الله والله اكبر الله اكبر و لله الحمد
الحمد لله رب العالمين حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه ، حمدا يوافي نعامه ويكا فئ مزيده ، يا ربنا لك الحمد ولك الشكر كما ينبغي لجلاله الكريم وعظيم سلطانه ،  أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محدا عبده ورسوله ، اللهم صل وسلم على رسوله الكريم سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه وأمته ، أما بعد : فيا عباد الله ، أوصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته بامتثال أوامره واجتناب نواهيه .
قال الله تعالى في القرآن الكريم ، أعوذ با الله من الشيطان الرجيم : إن الله وملائكته يصلون على النبي ، يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما . اللهم صل وسلم وبارك على محمد ، وعلى آل محمد ، كما صليت وسلمت وباركت على إبراهيم ، وعلى آل إبراهيم ، في العالمين إنك حميد مزيد .
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات ، والمؤمنين والمؤمنات ، الأحياء منهم والأموات ، إنك سميع قريب مجيب دعوات ، يا قاضي الحاجات . اللهم أنت ربنا لا إله إلا أنت خلقتنا ونحن عبادك ونحن على عهدك ووعدك مااستطعنا ، نعوذ بك من شر ما صنعنا ، نبؤ لك بنعمتك علينا ، ونبؤ بذنوبنا ، فاغفر لنا فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت . ربنا اغفر لنا ذنوبنا ولوالدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا . ربنا اغفر لنا ذنوبنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ، ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤف رحيم . اللهم ألف بين قلوبنا المؤمنين والمؤمنات ، وثبت أقدامنا على دينك وعلى طاعتك سبحانك إنا كنا من الظالمين . اللهم اجعلنا من الذين يفعلون ما أمرتنا به أن يوصل من الآرحام ، ومن الذين أصلحوا بين إخوتهم المؤمنين . اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا ، وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا ، وأصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا ، واجعل الحياة زيادة لنا في كل خير ، واجعل الموت راحة لنا من كل شر . ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار، سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين . والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته .

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Fans Kadindi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger